Cerpen

Cerpen Tentang Fashion

Sabtu, 01 Februari 2014



DAG DIG DUG

Di dalam liburan akhir sekolah tahun lalu, aku dan salah satu temanku sebut saja Richa diberi kepercayaan oleh sekolahan untuk mewakili kabupaten Nganjuk dalam (Pekan Olah Raga dan Seni) PORSENI sebagai peserta lomba fashion show tingkat Madrasah Tsanawiyah se - Jawa Timur tempatnya di Kabupaten Malang. Selama 1 minggu aku dan Richa diberi pelatihan, bimbingan serta motivasi supaya dapat memenangkan perlombaan tersebut dan dapat mengharumkan nama baik Kabupaten Nganjuk serta sekolahan kami. Program tersebut bernama Karantina. Memang didalam lomba fashion show diwajibkan untuk mengikuti karantina terlebih dahulu, supaya pada saat perlombaan dimulai tidak ada satu pun yang kurang mengerti akan dunia fashion. Aku dan Richa di Karantina selama 6 hari dan hari yang ke-7 itulah waktu dimana akan dilaksanakannya lomba PORSENI se - Jawa Timur. 2 hari berada di MTsN 2 Nganjuk dan 4 hari berikutnya di panti asuhan Petermas, Kota Malang. Lomba tersebut diselenggarakan di MTsN 3 Malang Kota Gondanglegi. Pada saat berada di MTsN 2 Nganjuk untuk di Karantina, aku merasakan sesuatu yang berbeda dari hari – hari yang sebelumnya. Jantung ini berdegup kencang saat melihat sesosok lelaki yang berdiri dihadapanku dan telah menarik hatiku seketika itu. Dari mata turun ke hati. Yaaah… itulah yang namanya jatuh cinta. Aku benar – benar merasa telah menemukan cinta pada pandangan pertama, sebut saja dia Alex. Hampir sama seperti pangeran yang ada didalam mimpiku dan tepat sekali dia juga salah satu peserta PORSENI se - Kabupaten Nganjuk. Kelihatannya, dia juga tertarik padaku. Tetapi sebelum berangkat ke MTsN 2 Nganjuk untuk di Karantina, terdapatlah niat didalam jiwa dan ragaku yaitu ingin memenangkan lomba fashion show se - Jawa Timur. Selain itu, aku ingin menambah wawasan dan pengetahuanku tentang dunia fashion. Bahkan, tidak ada niatan lain selain kedua niat tersebut. So, kulupakan saja cinta pada pandangan pertama. Kalau memang lelaki itu jodohku, pasti Allah akan mempertemukan kembali kedua insan yang saling jatuh cinta dalam sebuah ikatan resmi. Yang paling terpenting untuk saat ini adalah, aku harus memantapkan niatku untuk menuju ke gerbang kesuksesan. Kalau memang besok aku sudah menjadi orang yang sukses, pasti para kaum adam akan datang sendiri kepadaku tanpa harus mencarinya. Jadi yang aku fokuskan saat itu adalah program Karantina di MTsN 2 Nganjuk. Disana, selain mendapatkan banyak pelatihan, bimbingan serta motivasi, semua peserta juga mendapatkan keuntungan. Keuntungannya adalah, seluruh peserta PORSENI se - Kabupaten Nganjuk diberi pesangon dan kaos olah raga gratis oleh panitia. Selain itu, aku bisa berkenalan dengan semua peserta PORSENI se - Kabupaten Nganjuk. Jadi, sangatlah beruntung dapat mengikuti Karantina pada saat itu. Akhirnya 2 hari telah terlewati beesama teman – teman baruku, waktunya untuk berangkat ke panti asuhan Petermas Kota Malang sebagai lanjutan Karantina yang kedua.




Setelah melalui berbagai rintangan dalam perjalanan, sampailah aku di panti asuhan Petermas. Pergantian waktu terasa cepat, tak mengira sang surya tepat berada di atas tubuhku, dan itu pun menunjukkan bahwa hari telah siang. Panas menyengat ke seluruh tubuh yang akhirnya membuatku lelah, letih dan lesu. Ingin sekali rasanya merebahkan diri diatas tempat tidur dan beristirahat sejenak.  Tetapi, belum sempat merebahkan diri, terdengar suara Ibu Sari salah satu guru di MTsN Tanjungtani memanggil kami. Terlupa akan lelahnya tubuh, aku dan Richa segera datang menemui Ibu Sari.
“ Chelsea, Richa…… cepat kesini!. “ Kata Ibu Sari.
“ Iya bu, ada apa ibu memanggil kita? “ Tanya Richa.
“ Begini anak - anak, sebentar lagi kita akan mengikuti pelaksanaan pembukaan PORSENI se - Jawa Timur yang akan dibuka oleh wakil gubernur kita yaitu Bapak Syaifullah Yusuf. Jadi sekarang juga, kalian harus ganti pakaian olah raga! ” jawab Ibu Sari dengan tegas.
“ Baiklah bu, sekarang juga kami akan menganti pakaian!!!. ” sahutku
“ ya sudah, yang penting kalian harus bergerak cepat. Nanti kita akan terlambat lo??? “
“ Baik bu….. secepatnya kami akan mengganti pakaian! ”                                              
 Seketika itu pun, aku bersama Richa bergegas mengambil pakaian olah raga dan beranjak menuju ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian, aku bersama teman - teman PORSENI se - Kabupaten Nganjuk bergegas menuju mobil untuk berangkat ke stadion Kanjuruhan Malang.


               Dalam perjalanan menuju Stadion Kanjuruhan Malang, entah kenapa jantungku berdetak sangat kencang. Mungkin karena aku sudah tidak sabar ingin melihat pembukaan PORSENI yang akan dibuka secara langsung oleh wakil gubernur Jawa Timur. Pepohonan berdiri tegak dan berdaun rimbun. Tumbuhan hijau pun menghampar disepanjang jalan yang berkelak – kelok. Karena keindahan pemandangan disepanjang jalan tersebut, membuatku menjadi lebih tenang untuk menghadapi semua ini. Sesampainya disana, semua anak segera keluar dari mobil dan menuju ke halaman luar Stadion untuk mengambil kartu tanda peserta. Setelah terambil, saatnya peserta PORSENI se - Kabupaten Nganjuk menuju ke dalam Stadion Kanjuruhan Malang. Hari pun telah berganti menjadi sore dan waktunya untuk memulai pembukaan Porseni se - Jawa Timur. Namun hal itu tidak membuktikan bahwa akan dimulainya pembukaan, melainkan kita semua harus menunggu kedatangan Bapak Syaifullah Yusuf ke Stadion tersebut. Maka, dengan berat hati kita harus menunggu Bapak Syaifullah Yusuf dengan harapan hujan tidak turun. Rembulan sembunyi di balik awan, hujan yang menggantung dilangit membuat kita merasa putus asa menunggu kedatangannya. Tetapi setelah menunggu selama 1 jam, akhirnya Bapak Syaifullah Yusuf datang. Panitia mulai memanggil satu per satu kabupaten atau kota dari Jawa Timur untuk memasuki Stadion Kanjuruhan Malang. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya kabupaten kitalah yang dipanggil. Saat memasuki Stadion tersebut, jantungku memukul kencang, berdegup – degup seperti mau lompat keluar dari rongga dada. Aku merasa seperti berada di dalam mimpi. “ oooohh… tuhan,, apakah ini mimpi bagiku?” ucapku didalam hati. Seketika itu, aku meminta temanku untuk mencubit pipiku sekencang – kencangnya. Tapi, tak taunya malah sakit yang kurasakan. Coba bayangkan? betapa senangnya hati seseorang jika dia berjalan mengitari Stadion yang disaksikan oleh wakil gubernur dan seluruh warga Malang. Bahkan, seluruh pelajar se Kabupaten Malang pun senantiasa ikut serta memeriahkan pembukaan PORSENI se - Jawa Timur. Itulah perasaan yang terjadi pada saatitu. Mungkin karena aku baru pertama kali memasuki Stadion. Selanjutnya, panitia memberikan kode kepada kita untuk segera memasuki Stadion dan berjalan mengitari Stadion tersebut. Yang akhirnya kita semua mulai berjalan mengitari Stadion.
Semua orang bersorak poranda melihat kedatangan kita sehingga suasana di Stadion menggemparkan Kabupaten Malang. Hampir setengah jalan kita mengitari Stadion. Dan tepat di tengah - tengah Stadion, kita semua harus berhenti dan melambaikan tangan kita kepada wakil gubernur sebagai tanda penyambutan kedatangannya. Setelah melambaikan tangan, kita semua berbaris di tengah lapangan. Disana akan diadakan upacara pembukaan PORSENI se -  Jawa Timur. Setelah semuanya berbaris dengan rapi, dimulailah upacara pembukaan. Upacara pun berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan bersama. Dan berikutnya akan menuju kedalam isi acara. Didalam isi acara, semua peserta dipersilahkan duduk oleh panitia dan siap untuk menikmati persembahan nyanyian yang akan dinyanyikan sendiri oleh seluruh pelajar se - Kabupaten Malang. Dengan nyanyian yang berjudul Mars Madrasah. Untuk menghargai penyambutan para pelajar Kabupaten Malang, kita semua diharuskan mengikuti nyanyian Mars Madrasah. Sehingga kami ikut larut dalam nyanyian tersebut. Setelah selesai bernyanyi, inilah saat – saat yang aku tunggu sejak berada diluar stadion yaitu pesta kembang api. Ketika aku menengadah ke atas, langit Nampak gelap tanpa rembulan. Malam yang kelam tanpa rembulan tersebut, jadi terang benderang ketika kerlipan api setinggi 10 meter membuat terang suasana disekelilingnya. Selama satu jam kerlipan api tersebut terus bercahaya di atas langit. Dengan suara api yang sangat keras saat keluar, membuat jiwaku melayang tak tentu arah. Perasaanku campur aduk tak karuan. Sedih, terharu dan entah apa lagi yang aku rasakan pada saat itu. Entah kenapa pada saat melihat kerlipan api tersebut, bola mataku mulai berkaca – kaca. Aku pun meneteskan air mata. Kurebahkan tubuhku ke rumput dan kututupi wajahku dengan sehelai kain. Tetes demi tetes air mata membanjiri kedua pipiku. Sungguh tak percaya, pangeran tampanku berada disampingku. Seketika itu, aku terkejut dan langsung menatapnya dengan jarak yang tak cukup jauh. Lalu dia bertanya kepadaku.
“ hey Chelsea,,,, ada apa denganmu ? kenapa kamu menangis ? “ Tanya alex.
“ Tidak papa Lex, aku hanya terharu saja melihat semua ini! “ jawabku sambil tersenyum.
          Tetapi, dibalik semua itu ternyata Alex masih menyimpan rasa  penasaran di dalam dirinya. Tanpa berpikir lama, Alexpun bertanya kepadaku dan dengan pipi yang memerah, aku tak sengaja mengatakan semuanya kepada Alex apa yang sedang terjadi.
“ Bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu? “ Tanya Alex.
“ Boleh saja, apa yang ingin kamu tanyakan kepadaku? “ jawabku dengan suara  yang lembut.
“ jawab dengan jujur ya Chel….? Memang sejauh ini, kamu belum pernah melihat pesta kembang api? “ Tanya Alex dengan heran.
“ Ya... begitulah. Selama ini orang tuaku sibuk dengan pekerjaannya masing – masing, sampai – sampai mereka lupa akan kasih sayang yang diberikan kepada anak - anaknya. Orang tuaku tidak pernah mengajakku untuk melihat peseta kembang api. Bahkan di tahun baru saja, orang tuaku masih sibuk sendiri dengan pekerjaannya. Aku tidak pernah merasakan kasih sayang sedikitpun dari kedua orang tuaku. Aku merasa seperti tidak punya orang tua Lex?? “ jawabku dengan perasaan yang sedih.
“ jangan begitu… walau bagaimanapun, mereka juga tetap orang tua kandungmu kan…? Meskipun orang tuamu tidak pernah mengajakmu untuk pergi melihat pesta kembang api, tapi kamu masih bisa melihat disini bersamaku kan? “ sahut Alex dengan semangat.
          Perasaan terharu yang tadi berada dipikiranku, sekarang berganti menjadi perasaan sedih yang mendalam. Perasaan sedih itu muncul ketika aku sedang menceritakan semuanya kepada Alex.
“ aku tahu itu Lex….. Tetapi aku lebih senang apabila orang tuaku dan orang yang aku sayang sekarang ini berada disampingku. Tapi, coba lihat disekelilingku? Tidak ada satu orang pun yang sayang kepadaku? Bahkan orang tuaku saja tidak datang kesini untuk melihat anaknya yang akan menunjukkan bakatnya di lomba PORSENI ini. Aku sedih sekali Lex. “ kataku sambil menangis tersedu – sedu.
“ jangan sedih Chelsea….kan masih ada aku dan teman – teman lainnya yang sayang sama kamu. Jadi jangan berpikir bahwa semua teman – temanmu dan terutama aku tidak sayang kepadamu. Bahkan, sayang kita semua kepadamu melebihi segalanya yang ada di muka bumi ini! “ sahut Alex dengan senyuman.
“ terima kasih Lex, kamu memang temanku yang paaaaling baik!. Dan terima kasih juga kamu telah menghiburku disaat aku sedih. “ kataku dengan wajah yang ceria.
“ ok temanku! Semua itu juga demi kamu….. “ jawab Alex dengan enteng.  
Ternyata Alex anak yang baik. Dengan sikap Alex yang seperti itu, membuatku semakin jatuh cinta padanya. Damai sekali hatiku melihat kerlipan api tersebut setelah Alex memberiku nasehat dan hiburan. Apalagi aku melihat pesta kembang api tersebut bersama Alex, pangeran mimpiku. “ huuuch,,, senang sekali hatiku!. “ pikirku didalam hati. Tetapi, setelah merenungi kejadian itu, aku teringat kembali dengan kedua niat yang telah terikat erat didalam diriku. Setelah ingat dengan kedua niat tersebut, akhirnya perasaanku ini mulai terpendam dengan sendirinya. Dan itu pun mengalami perubahan yang membuatku mengerti apa itu cinta. Selesai sudah pesta kembang api pada malam itu dan sekaranglah waktunya untuk membuka acara PORSENI se - jawa Timur. Acara penutupan akan dimulai, tetapi dibalik penutupan tersebut wakil gubernur akan menyampaikan amanat beserta pernyataan bahwa lomba PORSENI se - Jawa Timur akan dibuka.
Maka, pada hari itu juga Bapak Syaifullah Yusuf memberikan amanat yang diakhir dengan kalimat pembuka. Beliau berkata ;
“ Pada hari ini, lomba PORSENI tingkat Madrasah Tsanawiyah se - Jawa Timur saya nyatakan DIBUKA! ”.
          Semua orang yang berada di Stadion tersebut melampiaskan rasa senang mereka dengan bertepuk tangan sekencang - kecangnya. Sampai semangatnya, aku langsung berdiri tegak sambil bertepuk tangan menghadap wakil gubernur tanpa ada rasa malu sedikit pun dan diikuti oleh semua orang yang berada di Stadion tersebut. Selesailah acara pada malam itu dan pastinya kami harus meninggalkan Stadion tersebut. Setelah satu per satu kabupaten atau kota keluar, kini tibalah saatnya kita semua untuk meninggalkan Stadion ini walaupun dengan sangat berat hati. Keluar dari Stadion, seluruh peserta berkumpul di area parkir mobil. Semua telah berkumpul, pulanglah kita ke panti asuhan Petermas. Dalam perjalanan, tak sengaja aku melihat langit. Langit pun terlihat kelam karena awan menutupi wajah rembulan sehingga jalanan terasa gelap. Di daerah itu sangat minim penerangan. Lampu jalanan banyak yang mati. Hanya kerlap – kerlip lampu di rumah – rumah penduduk di kejauhan sanalah yang Nampak. Pohon – pohon besar yang rapat di sepanjang jalan membuat suasana menjadi menakutkan dan akulah orang yang takut akan kegelapan. Aku mulai berpikir kesana – kemari tentang berbagai hal. Untunglah belum sempat berpikir panjang, kita semua sudah sampai di panti asuhan Petermas. Aku pun langsung menuju ke dalam panti asuhan. Tanpa berpikir lama, aku merebahkan diri ke tempat tidur. Maklum saja, mungkin Karena  terlalu lelah dengan kegiatan hari itu.


Ayam telah berkokok menyambut datangnya pagi yang cerah ini. Mentari mulai terbangun dari tidurnya dan tersenyum kembali kepada dunia. Aku pun mendengar suara tersebut dan secara reflek aku terbangun dan mengucapkan selamat pagi kepada dunia. “ Selamat pagi dunia” ucapku dengan wajah ceria. 4 hari aku di Karantina di panti asuhan. Namun, dihari terakhir aku di Karantina, perasaan gugup dan ragu datang menghantuiku. Mungkin karena besoknya aku harus menampilkan yang terbaik untuk Kabupaten Nganjuk dan Sekolahan. Pada malam itu, aku tidak bisa memejamkan mata, aku teruuuus berpikir.
 “ Ya Allah, aku takut kalau besok tidak menang. Bagaimana ini…” lirihku.
 Teringat dengan kedua niatku, aku pun mulai melupakan hal itu dan berpikir bahwa besok aku harus menampilkan yang terbaik dan yakin akan menang dalam perlombaan itu. Tanpa terasa, aku mulai terbuai. Tubuhku terasa ringan, seolah – olah tengah melayang diangkasa. Mengarungi mega seputih kapas, menyelami langit biru yang luas dan tak bertepi. Disanalah aku melupakan semua pikiran dan mengistirahatkan syaraf otakku untuk berkhayal ke negeri sebrang.

Suara Si jago berkokok sangat merdu. Terdengar akan suara merdu Si jago tersebut, aku terbangun dari mimpiku dan kembali seperti semula dalam keadaan tersadarkan diri. Dengan mata yang penat dan dengan jalan yang terpontang – panting, aku menuju ke halaman belakang untuk menyegarkan tubuh dan berolah raga sejenak. Baru aku bergegas menuju ke tempat membersihkan diri, dimana semua kotoran yang melekat didalam tubuh hilang seketika. Belum selesai mandi, Ibu Sari memanggil kami. Tanpa tersadari, aku langsung mengenakan baju tanpa mengelap air yang menempel di tubuh dengan handuk. Akupun segera menemui Ibu Sari, dan dilanjutkan dengan kedatangan Richa.
“ anak – anak, dimana kalian? Ayo kita berangkat!. “ panggil Ibu Sari dengan suara yang keras.
“ iya bu, kita disini!. Baiklah bu, saya dan Richa akan segera berangkat. Tapi kami harus mempersiapkan peralatan lomba dulu ya buuu? “ jawabku dengan semangat.
“ cepat ya? Karena kalian sudah ditunggu. “ Tanya Ibu Sari
“ ya bu, kita mengerti!. “ jawab Richa.                                                 
 Peralatan lomba telah dipersiapkan dan saatnya kita berangkat menuju ke tempat dimana dilaksanakannya perlombaan. Hatiku mulai tidak tenang. Tetapi setelah tiba ditempat, aku merasa sudah membaik. Satu per satu dari kita dirias. Pada saat aku dirias, tanpa terduga semua keluargaku datang ke MTsN 3 Malang untuk melihat penampilanku. Hatiku bertambah senang dan aku sangat tidak mengira!!. Ternyata benar apa yang dikatakan Alex, bahwa keluargaku sebenarnya masih sayang kepadaku. Namun, aku harus tahu kesibukan kedua orang tuaku!. Mereka masih meyempatkan diri datang kesini, meskipun mereka selalu sibuk dengan pekerjaannya masing - masing. Acara pun dimulai, semua peserta menunggu ditempatnya. Kebetulan nomor pesertaku adalah 28 dan itulah nomor kesukaanku. “Semoga nomor ini, menjadi nomor keberuntunganku! Amiin... “ harapku. Pembawa acara memanggil satu per satu peserta, dan kini giliran akulah yang dipanggil. Tubuhku langsung kaku. Saat aku berdiri di red carpet, Tubuhku selalu dirambati rasa dingin yang terus mengalir dengan cepat menuju ke jantung. Menggedor – gedor biliknya dan memompa darahku hingga mengalir lebih cepat. Munculah demam panggung didalam diriku. Kaki gemetar, tangan gemetar bahkan jantung pun ikut berpesta ria. Tetapi saat aku sudah berada didepan, semua orang mendukungku. Dari sinilah demam panggungku hilang seketika. Itu semua juga berkat orang – orang yang mendukungku dan selalu sayang denganku. Aku pun merasa sudah menampilkan yang terbaik untuk Kabupaten Nganjuk dan sekolahku. Selesailah sudah perlombaan tersebut dan waktunya untuk mengumumkan siapa pemenang lomba fashion show. Pada saat pembawa acara mulai memanggil nama dari pemenang fashion show, jantungku berdebar – debar. Seluruh tubuhku mulai gemetar kembali, aku tidak sabar untuk mengetahui siapa pemenang dari lomba fashion show. Ternyata pemenang dari lomba tersebut bukanlah aku, melainkan Richa teman sekolahku yang mendapatkan juara 1. Aku ikut bangga dengan Richa atas kemenangannya, karena dia telah dapat mengharumkan nama baik Kabupaten dan sekolahan meskipun bukan aku pemenangnya. Biar pun begitu, aku tetap merasa mendapatkan juara. Karena aku merasa sudah menampilkan yang terbaik untuk Kabupaten dan sekolahan. Tapi, yang aku tunggu sampai sekarang adalah kejutan dari orang tuaku. Ternyata keluargaku memberikan kejutan kepadaku, yaitu mengajakku pergi liburan setelah perlombaan tersebut selesai.  Tujuan kami antara lain bendungan Karang Kates, Batu Malang, dan Cuban Rondo. Selain mendapatkan banyak pengalaman, aku juga mendapatkan kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, yaitu diajak keluarga pergi liburan!!!. Semenjak kejadian itu, orang tuaku mulai memperhatikan dan memberikan kasih sayang yang sepenuhnya kepadaku. Jadi kalah ataupun menang dalam perlombaan sudah biasa terjadi. Yang terpenting, jangan pernah berputus asa. Karena belum pasti kekalahan selalu ada pada diri kita. Aku menganggap bahwa suatu perlombaan itu hanyalah sebagai pengalaman semata. Karena tidak mungkin orang itu bisa sukses, apabila orang tersebut tidak pernah mengalami kegagalan. Dan pepatah juga mengatakan bahwa kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Maka dari itu, pesan yang dapat aku sampaikan kepada kalian semua adalah “ lebih baiklah hari ini daripada hari kemarin, dan lebih baiklah hari esok daripada hari ini. ” 
*The end*
                                                                                                                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar